Kebijakan penaikan harga BBM bersubsidi akan
menimbulkan berbagai dampak, baik bagi pemerintah, pengusaha maupun
seluruh masyarakat Indonesia. Seorang siswa disuatu
daerah harus rela uang jajannya di kurangi dikarenakan imbas dari kenaikan BBM
subsidi. Sebelumnya di suatu pengisian bahan bakar setelah pengumuman yang
dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia bahwa terhitung Selasa (18/11/2014)
pukul 00.00. akan terjadi kenaikan BBM bersubsidi, pemerintah menaikkan harga
BBM premium dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp
7.500. Imbas kenaikan BBM pun terasa di Sosmed yaitu dengan menjadi Trending Topik di
Twitter #salamgigitjari #salamduaribu.
Setiap permasalahan
pasti ada sebab dan akibat, pro dan kontra terkait dengan kenaikan BBM pun akan
terus berlanjut hingga beberapa hari kedepan. Sebagian masyarakat
merasa perlu tetap ada subsidi untuk membantu masyarakat miskin. Namun sebagian
lainnya percaya, dana subsidi harusnya dialihkan ke sektor produktif yang tujuan
akhirnya juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana
diuangkapan bapak Presiden kita :
"Sudah sering
saya sampaikan kita perlu mengalihkan dari konsumtif kita bakar tiap hari
menjadi yang produktif. Memang tidak langsung kelihatan (dampak positif), baru
kelihatan tahun depan atau tahun depannya lagi bahwa kami ingin manfaat APBN
itu betul-betul kelihatan dan kami tidak mau boros," kata Jokowi di Istana
Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/11/2014)”
Kita hanya berharap
bahwa dengan kenaikan BBM ini betul betul dapat membantu kalangan masyarakat
menengah kebawah.
Dalam suatu
kesempatan saya mencari alasan terkait dengan kenaikan BBM bersubsidi silahkan
buka link : http://katadata.co.id/infografik/2014/11/13/10-alasan-kenapa-harga-bbm-harus-naik
Dalam satu
perjalanan saya, ditempat peristirahatan terdapat sekelompok masyarakat sedang
berbincang terkait dengan kenaikan BBM bersubsidi.
Masyarakat pertama
menyatakan :
“kenaikan BBM sudah
langsung terasa begitu saya naik angkot dari rumah ke tempat kerja kenaikannya
hingga 50%”
Masyarakat kedua :
“kenaikan BBM berakibat
pada kenaikan bahan pokok jangan Tanya angkot pasti menaikan ongkos hingga
lebih dari 50 %”
Masyarakat ketiga :
“bensin kemahalan
banyak masyarakat yang tidak bisa beli bensin maupun bahan pokok karena pada
naik semua”
Masyarakat keempat
:
“kalau bensin
subsidi naik masih banyak yang bisa membeli bensin menandakan sebenarnya
masyarakat kita sudah mampu, namun apabila konsumsi bensinmenurun menandakan
bahwa masyarakat kita memang belum mampu membeli bensin, banyak jalan bagi
masyarakat untuk membeli bensin/BBM. Ketidmampuan itu dating karena adanya
bantuan dari pemerintah bagi mereka yang menerima kartu sakti dari presiden.”
Pada dasarnya pasti
ada pro dan kontra terkait dengan kenaikan BBM, bagaimanapun usaha mahasiswa,
LSM, Ormas, dan lain-lain yang turun kejalan terkait dengan penolakan kenaikan
BBM akan sangat sulit untuk terealisasi. BBM bersubsidi akan tetap Rp.8.500
untuk bensin dan Rp. 7.500 untuk solar bersubsidi.
Pada akhirnya kita
berharap bagi mereka yang turun ke jalan jangan sampai merusak sarana
Kepentingan Umum karena pada dasarnya kerusakan yang disebabkan oleh Demo akan
diperbaiki oleh Uang Negara baik melalui APBN atau APBD.
Selanjutnya kita
hanya bisa berharap bahwa apa yang digembor-gemborkan oleh Pemerintah bahwa dana
dari subsidi BBM tersebut akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur, sektor pertanian,
sektor social (KIS/KKS), dan lain lain.Yang perlu diperhatikan bahwa kemana
dana tersebut larinya. Inilah kesempatan kita untuk dapat melihat dan kritis
terkait program pemerintah tersebut jangan sampai dana tersebut tidak tepat
sasaran !!!!!
No comments:
Post a Comment